Ilustrasi: ForthesakeofHumanities-10 |
Orang kaya melakukan sesuatu yang berbeda dari orang kebanyakan. Mereka terus mendidik diri mereka sendiri, tidak terbuai oleh sukses di masa lalu, dan cenderung untuk merangkul keegoisan.
Tidak mengherankan, mereka juga memiliki pendapat yang berbeda tentang peran sebagai orang tua.
Jutawan Steve Siebold, yang mewawancarai lebih dari 1.200 orang terkaya di dunia dan menyusunnya menjadi sebuah penelitian berjudul 'How Rich People Think' juga menemukan jika orang-orang biasa mengajar anak-anaknya untuk bertahan hidup.
Sebaliknya, 1.200 orang kaya yang diwawancarai Siebold justru mengajarkan anak-anak mereka untuk menjadi kaya.
"Keluarga biasa secara tidak sadar mewariskan keyakinan terbatas yang sama tentang uang dari generasi ke generasi," Siebold menulis seperti dikutip Dream dari laman Businessinsider, Selasa, 8 September 2015.
"Keyakinan terbatas tersebut telah disimpan keluarga dengan tingkat keberhasilan keuangan yang sama untuk puluhan, jika bukan ratusan, tahun," ujarnya.
Di sisi lain, orang kaya tidak hanya mengajarkan anak-anak mereka tentang kebiasaan cerdas mengelola uang. Tetapi juga mengajarkan bahwa siapa pun boleh menjadi kaya, dan kekayaan bisa menjadi milik mereka yang berpikir besar.
Bagi orang kaya hidup adalah permainan....
"Sementara orang-orang biasa puas bermain aman, mencari kenyamanan, dan menghindari rasa sakit. Orang-orang besar hidup besar dan mengajar anak-anak mereka untuk melakukan hal yang sama," kata Siebold. "Bagi orang kaya, hidup adalah sebuah permainan yang akan dimainkan dengan berani dan tanpa rasa takut, dan mereka selalu memberikan contoh bagi anak-anak mereka."
Siebold menekankan bahwa orang kaya mendidik anak-anak mereka tentang bagaimana membuat uang dengan memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas hidup orang lain.
Dengan cara ini anak belajar untuk melihat uang sebagai kekuatan positif dan produktif untuk tujuan baik, bukannya senjata untuk menghadapi banyak orang.
"Mereka melihat uang sebagai teman, sementara orang biasa melihat uang sebagai musuh."
Banyak orang yang berpendapat bahwa Siebold mendukung gagasan elitisme, pemikiran yang mendorong sekelompok orang untuk merasa memiliki status sosial-politik yang lebih tinggi daripada orang-orang lain. Tetapi ia tidak setuju.
"Seperti orang tua yang mengajarkan anak-anak mereka untuk melihat ke bawah saat mereka miskin. Ini tidak benar," tulisnya. "Apa yang mereka ajarkan kepada anak-anak adalah untuk melihat dunia melalui mata realitas objektif - bagaimana masyarakat sebenarnya."
(Sumber: Dream.co.id)
No comments:
Post a Comment