Saturday, May 25, 2013

Cara Keren Isi Ulang Pulsa di 2013


Suara bayi adalah nada terindah yang pernah tercipta di dunia.Kecuali jika melodi tersebut terdengar saat saya sedang sendiri, di rumah, padahal di rumah nggak ada bayi.

Ini nyata. Saya sendiri pernah mengalaminya. Ketika itu terjadi saya langsung lari kalang kabut. Orang rumah lagi pada keluar. Saya mencoba menghubungi mereka, menyuruh agar mereka cepat pulang. Malang bagi saya, telepon genggam saya tidak bisa melakukan panggilan keluar. Pulsa saya habis. Saya hanya bisa pasrah dan milih numpang sebentar di tetangga sampai orang rumah kembali. Saat-saat seperti itu membuat saya sadar kalau hape tanpa pulsa itu sia-sia.

Masalah pulsa ini sering membuat saya kesal. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Ketika itu saya sedang main internet. Temen-temen di twitter dan facebook pada ngeluh Blackberry Messenger (BBM) pending. Pada momen tersebut muncul rasa iri dalam diri saya. Saya tidak bisa merasakan penderitaan yang teman-teman saya alami. Bukan karena empati, tapi karena memang saya nggak bisa buka BBM. Ini gara-gara saya nggak punya pulsa.

Saya emang jarang punya pulsa. Sesekali beli pulsa cuma buat memperpanjang masa aktif doang. Sekalinya punya pulsa, bingung mau menggunakan untuk apa?Mau nelpon temen cowok, Saya disangka mau minjem duit. Mau nelpon cewek, saya disangka agen MLM yang mau nyari downline.

Setiap kumpul sama temen-temen,  mereka selalu mengira saya nggak bawa hape, nggak punya hape, atau hape saya dalam mode senyap. Padahal memang karena hape saya selalu sepi, nggak ada yang pernah menghubungi saya. Saya sendiri sampai lupa punya hape saking jarangnya ada telpon atau SMS.

Sampai pada suatu hari ada SMS masuk ke hape saya. Rupanya SMS berantai. SMS itu berbunyi ,“Jika pesan ini tidak dilanjutkan ke teman lain di kontak hape kamu, kamu akan mendapat musibah.”

Bah! Dikira saya akan tertipu dengan penipuan cemen kayak gini!?

Tapi buat jaga-jaga, saya ikut meneruskan pesan ini ke teman-teman di kontak saya.

Entah apakah ada kaitannya dengan tindakan tersebut, nyatanya sekarang saya masih sehat dan membuat tulisan ini. Coba ketika itu saya lagi ngga ada pulsa, yang membuat saya akhirnya nggak bisa menyebarkan pesan itu, mungkin bakal lain ceritanya. (Ini saya yang bego atau gimana!?)

Akibat melanjutkan menyebar pesan berantai tempo hari , sekarang semakin banyak pesan berantai yang saya terima. Inilah resiko punya temen alay di hape. Termasuk saya sendiri.

Namun setidaknya sekarang hape saya ada denyutnya. Makanya sekarang saya juga makin rajin isi pulsa. Cara saya isi ulang pulsa selalu sesuai dengan tampang saya, sama-sama keren.

Mengapa keren? Karena setelah saya amati dan telaah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, banyak orang yang mencoba mengisi ulang pulsa dengan cara-cara yang nggak keren. Apa aja sih cara nggak keren itu? Yuk, kita simak!

Sunday, May 5, 2013

Obat Generik Berlogo (OGB) Menjadi Bumerang Pemerintah


Obat Generik Berlogo (OGB) adalah jurus pamungkas pemerintah untuk melindungi hak rakyat mendapatkan obat murah berkualitas. Sayang, bukannya disambut positif oleh masyarakat. Harga yang murah menjadi bumerang ke pemerintah. OGB dijauhi masyarakat.

Melalui Permenkes No: HK.02.02/Menkes/068/I/2010 pemerintah mewajibkan setiap institusi layanan medis pemerintah menggunakan OGB agar masyarakat punya lebih banyak alternatif obat, terjangkau, mudah didapat, ketersediaan obat yang memadai, dan  kualitas terjamin. Pada tanggal 27 Januari 2010 diterbitkan lagi Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. HK.0301/Menkes/146/I/2010 yang memuat harga obat generik terbaru sebanyak 453 item. Namun masyarakat beranggapan kualitas OGB lebih rendah dibanding obat lain yang lebih mahal.

Anggapan ini seharusnya tidak terjadi jika pemerintah melakukan promosi dan sosialisasi yang gencar seperti saat program ini pertama kali diluncurkan pemerintah tahun 1989. Kala itu Departemen Kesehatan RI gencar melakukan sosialisasi OGB sampai ke pelosok – pelosok desa. Sedangkan, saat ini sosialisasi OGB masih berjalan namun tidak segencar seperti pada awal kelahirannya.

Karena sangat disayangkan jika masyarakat masih tidak menyadari manfaat dan keberadaan OGB. Bahwa menurut US Food and Drug Administration (FDA), obat generik telah lulus uji bioavailabilitas dan bioekivalensi. Uji bioavailabilitas adalah analisa untuk mengetahui kecepatan kandungan zat aktif dalam obat diserap oleh darah menuju sistem peredaran tubuh, sedangkan uji bioekivalensi untuk membandingkan profil bioavailabilitas dengan tiap bentuk obat yang tersedia; meliputi tablet, kapsul, sirup, dan sebagainya.