Saya harus
menghabiskan waktu di tempat yang paling beresiko ini. Dalam sehari minimal dua
jam saya berada di sini. Bahkan sering lebih
dari itu. Di jalan raya.
Keamanan,
keselamatan, dan kesehatan saya terancam di jalan. Kriminalitas, kecelakaan,
dan yang paling ngeri dari semua itu: polusi. Polusi adalah musuh paling
berbahaya. Musuh yang nggak kelihatan. Musuh yang sulit dilawan.
Turun ke
jalan sudah seperti prajurit perang masuk ke medan pertempuran. Seorang
prajurit yang setiap hari pulang membawa luka.
Polusi
adalah arsitek. Sutradara handal pembuat rumah kaca untuk dunia. Rumah kaca
yang membuat sinar matahari yang masuk ke lapisan langit tak mampu terpantul kembali
keluar Bumi, malah memantul kembali ke Bumi lebih keras seperti bola bekel
diantara dua bidang pantul yang sangat dekat. Pantulan sinarnya makin panas dan
lebih panas lagi.
Suhu Bumi
jadi meningkat. Wajah seseorang yang terlalu lama berada di jalan dan tidak cukup
terlindungi akan rentan mengalami kerutan
parah dan penuaan di satu bagian wajah saja.
Seperti hati
orang yang panas setelah mendapat sindiran pedas dan cemooh kasar, Bumi pun
mengalami pemanasan global akibat polusi. Pemanasan global (global warming) adalah peningkatan suhu rata-rata planet yang kita
tinggali ini dari waktu ke waktu. Selama satu abad terakhir diperkirakan suhu
rata-rata permukaan Bumi secara global meningkat sebesar 0, 56 – 0,82 derajat
Celcius. Para peneliti yang bergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca yang
dirancang oleh si polusi barusan.