Monday, March 28, 2016

Jika Hujan, Sulit Cari Pojok Rumah yang Tidak Ada Tetesan Air

ilustrasi: lamongan
Kondisi sakit - sakitan dan miskin, tak ada orang yang menginginkannya. Namun hal itu tak bisa ditolak I Nyoman Tekek, 56, dan I Nyoman Widana, 35. Dua bersaudara asal Banjar Metra Kelod, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, adalah dua orang dari 200 lebih KK miskin di Desa Yangapi. Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, Tekek dan Widana, sudah susah.

Ditemui di rumahnya, Senin (21/3), mereka mengaku tak bisa berbuat banyak dengan kemelaratan hidupnya. "Apalagi tiyang sakit - sakitan," ujar bujangan tersebut.

Dikatakan Widana, dia menderita asam urat. Penyakit tersebut sudah lama diidapnya. Namun tak kunjung sembuh, karena tak punya biaya. "Saya hanya berobat di puskesmas saja," ungkap Widana.

Dari berobat di puskesmas itulah, dia tahu penyakitnya yakni asam urat. Derita yang sama dialami I Nyoman Tekek. Dia menuturkan, menderita pusing - pusing. "Kadang sampai lemet (lemes),"ujar Tekek.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, dua bersaudara ini kerja menjadi buruh, seperti memetik cengkih, mencangkul, dan lainnya. Penghasilan tak menentu. Namun tak lebih dari Rp 40.000 sehari. Upah dari maburuh ini dibelikan beras dan sekadar lauk - pauk. "Kalau untuk memperbaiki rumah, tan mresidayang (gak bisa/cukup)," ucap Widana.

Karenanya, rumah tempat tinggalnya yang bocor membuat Widana dan kakaknya I Nyoman Tekek, menderita. Saat hujan turun, dia berusaha menemukan pojok rumah yang bebas tetesan air. "Jag cara pindang tiyang mepilpilan (sudah seperti sarden),"kata Widana, menunjuk rumahnya yang sudah lapuk.

Kelian Dinas Banjar Metra Kelod I Ketut Ariawan menyatakan dua bersaudara miskin I Nyoman Tekek dan I Nyoman Widana merupakan bagian dari 15 KK warganya yang kondisi rumahnya benar - benar parah. "Kami kasihan dengan warga kami,"ujar Ariawan.

Perbekel Yangapi I Made Widana menyatakan, Tekek dan Widana merupakan 200 lebih warga Yangapi yang tinggal di rumah tak layak huni.



__________
sumber: Harian Nusa Bali


No comments:

Post a Comment