Sunday, April 27, 2014

Bisakah Anda Bertahan Sehari Tanpa Internet?

Kamu lahir tahun berapa?

Kalau saya sih sudah cukup tua ya. Awal tahun 90. *bakar KTP*

Sebagai generai 90’an (yang lahir di tahun 1990-an) saya menyaksikan transisi teknologi dunia ini. Perpindahan budaya manusia yang sangat mencolok.

Dulu kalau kangen pacar, pengen denger suaranya, musti nyari Wartel (warung telekomunikasi) buat nelpon si dia. Sekarang populasi wartel sudah hampir punah. Kalau tidak ke wartel, opsi lain adalah pergi ke telpon umum. Lebih murah daripada wartel. Makanya pada saat itu recehan berguna banget bagi kaum LDR.

WARTEL. Nelponnya di dalem bilik itu. Disana ada telpon dan argonya. Nanti bayarnya di kasir sebesar angka di argo. (Kali aja ada yang nggak tahu sistem wartel :p )

Jaman sekarang, kita bisa nelpon orang sambil melihat wajah orangnya langsung. Sudah ada skype, dan aplikasi webcam lainnya. Tinggal buka laptop, konek ke internet, TARAA.. Lewat hape juga bisa dengan fasilitas video call. Nanti akan ada dialog seperti ini:
Cewek: Sayang, kamu lagi dimana?

Cowok: Aku lagi di WC, sayang.. Eeergh..

Cewek: BOHONG!!! Kamu pasti lagi sama cewek ya?!

Cowok: Enggak sayang. Errrgh.. Sumpah! Aku lagi di Weceeee T..T

Cewek: PENIPU!!! Aku nggak percaya, buktiin sekarang!

Cowok: *video call* *sorot kloset penuh belum disiram*
Kalau dulu pacar nggak punya nomor telpon, bertukar kabar masih bisa menggunakan media lain. Lewat surat.

Kecuali kalau si pacar nggak punya alamat surat, mati sajalah membawa rindu yang menggunung..

Kotak Pos sampai awal 2000-an masih banyak ditemui dan kondisinya masih bagus. Namun seiring fungsinya yang sudah terganti (senasib dengan telpon umum), banyak yang sudah rusak dan nggak bisa terpakai. Surat yang kita kirim pun nggak seperti layanan pos masa kini yang bisa sehari sampai. Dulu minimal butuh 3 hari agar surat tiba di alamat tujuan tergantung jarak lokasi si penerima surat. Kalau dihitung – hitung, waktu yang dibutuhkan dari mulai ngirim surat, sampai nerima balesannya lagi (itu pun kalau yang kita kirimi surat langsung ngebales) memakan waktu satu minggu. Diluar  acara surat tidak sampai pada tujuan.
Cewek: Sudah sepuluh tahun, tapi kok dia belum bales suratku, yah..

(petugas Kantor Pos datang ke rumah)

Petugas: Permisi mbak.. Ini saya mau ngembaliin suratnya, sudah bertahun – tahun kami cari alamat tujuannya tapi nggak ketemu – ketemu..

Cewek: YAAAMPUUUN.. PACARKU KAN DI ZIMBABWE, KENAPA AKU TULIS ALAMATNYA DI GARUUUUT!!!

Kalau dibandingin sekarang, sudah enak banget. Nggak perlu isi acara salah kirim surat lagi. Gara – gara social media, nggak perlu lagi nunggu surat sampai seminggu. Mau tau kabar pacar, mention aja di twitter, cek dia lagi ngelakuin atau mikirin apa lewat statusnya di Facebook, atau liat dia lagi dimana – makan apa – sama siapa di foto – foto yang dia pajang di instagram. Bahkan kita bisa tahu dia lagi denger musik apa dari akun Path-nya! Atau yang lebih simple, ajak chat aja langsung orangnya..

Sama dengan pacar, kepada artis idola pun seperti itu. Dulu kalau pengen denger lagu – lagu milik band favorit, musti beli kasetnya dulu (hayo pada tahu kaset nggak?), atau denger dari radio. Mau denger pun nggak bisa sembarang tempat, soalnya tape player (alat buat mendengarkan musik dari kaset) ukurannya gede banget! Sampai akhirnya ada yang namanya walkman. Tapi tetep aja dibandingin sekarang, itu semua ribet banget. Sekarang pemutar lagu kecil – kecil, bisa dibawa kemana – mana. Dari hape juga bisa denger, praktis banget dah pokoknya! Dan nggak perlu lagi beli kaset, karena karya artis idola bisa dibeli dalam bentuk digital di internet (perlu digaris bawahi disini kata ‘membeli’, seniman hidup dari uang yang kita berikan. Kalau kita ngebajak, berarti kita nggak ngasi nafas ke seniman tersebut, seniman akan malas menghasilkan karya baru untuk kita).

Ini yang namanya kaset. Pernah liat kagak? Muehehehe


Nah, yang ini nih alat buat muter kaset biar musiknya bisa didenger. Namanya Tape Player.




Kalo ini adalah Walkman. Beberapa walkman nggak bisa didenger kalau nggak pake headshet. Ribet, yak.
Berinteraksi dengan idola pun gampang banget sekarang. Mention dia di twitter, caper ke dia di semua social media yang dia punya, syukur – syukur dia ngerespon. Apalagi sekarang banyak artis yang seneng ngajak webcam orang secara acak lewat omegle dan aplikasi webcam orang secara acak lain. Kalau dulu, jangankan ngobrol sama artis, tahu kabarnya aja susah!

Semoga penemu internet masuk sorga. Nggak cuma soal komunikasi, saya juga berterima kasih kepada internet, semenjak internet berada di genggaman, mencari referensi tugas sekolah, kuliah, dan kerjaan jadi semakin mudah. Waktu saya nggak banyak terbuang lagi di perpustakaan mencari bahan bacaan yang saya inginkan karena apapun yang ingin saya tahu bisa saya dapatkan jawabannya di Internet khususnya di Google. Nggak perlu lagi menunggu majalah atau koran datang keesokan harinya untuk tahu berita terbaru, sekarang saya bisa tahu apapaun yang terjadi detik itu dari situs – situs portal berita online. Mau beli apa – apa juga nggak harus keluar rumah, tinggal buka laptop, konek internet, cari situs jual beli, pesen deh barang yang diinginkan. Semua dilakukan hanya dari dalam rumah. Berkat internet.

Lalu bagaimana jika tiba – tiba internet hilang dari muka bumi?

Saya beberapa kali pernah mengalami kehilangan koneksi internet seharian. Biasanya terjadi ketika tanggal tua. Saya lupa mengisi pulsa modem Telkomsel FLASH, dan kuota internet simPATI di hape juga habis, mau beli pulsa nggak ada duit. yang terjadi kepada saya saat tidak terhubung dengan internet adalah:

Sakaw
Saya bingung mau ngapain. Tangan gatel ngecek hape terus, namun apa daya, internetnya nggak aktif. Saya bertanya – apa apa yang sedang temen – temen socmed saya lakuin? Ada berita heboh apa yang sedang in di internet? Perasaan gelisah dan tidak tenang menghantui saya. Ingin rasanya segera beli kuota internet, tapi nggak ada duit. Mau ngapa-ngapain pun jadi nggak fokus, kehilangan konsentrasi. Kepikiran belum update status di facebook, twitter, dan path.

Melakukan hal lain


Saya coba nenangin diri. Menghirup udara dalem – dalem agar bisa mengendalikan pikiran dari ketergantungan internet (khususnya social media). Akhirnya saya sadari, masih banyak yang bisa dilakuin saat internet mati, dulu saja manusia masih bisa hidup tanpa ada internet.

Yang biasanya waktu habis untuk online, kini bisa digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan offline yang selalu tertunda jika internet hidup. Membaca buku; dalam satu hari itu dua buku masih tersegel habis saya baca, sudah  lama saya beli tapi lupa saya baca. Tidak sering melihat hape membuat saya merasa mendapat waktu ekstra 2 jam lebih banyak dalam sehari. Mandi (iya, kalo keasikan online saya jadi lupa mandi). Oia, saya jadi sempatkan waktu untuk olahraga dan pacaran! :D

Sosialisasi
Disadari atau tidak, social media membuat kita jadi generasi menunduk. Bukan generasi rendah hati, tapi generasi yang nunduk terus melihat hapenya lebih dari 2/3 waktunya dalam sehari. Kita jadi kurang bersosialisasi. Kalau lagi online di komputer, jadi males keluar, nyuekin orang di sebelah. Acuh tak acuh dengan kejadian yang ada di deket kita karena asik dengan gadget. Tapi kejadian di belahan bumi lain kita hebih bahas di internet.

Nggak terhubung dengan internet membuat saya meletakkan hape sejenak, menutup laptop sebentar, lalu pergi keluar kamar. Berjalan keluar rumah. Ngobrol dengan tetangga, bercanda dengan orang rumah, atau main ke rumah temen sekalian silaturahmi.

Gara – gara nggak ada internet, saya tidak hanya sekedar menyapa orang – orang, atau cuma ngobrol, tapi lebih dari itu. Kami bicara lebih dalam, diskusi soal politik negara ini, tentang pertandingan sepakbola dini hari tadi, atau keadaan desa dan masyarakat di dalamnya.

Ketika main ke tempat tongkrongan pun saya jadi nggak sibuk ngecek hape mulu. Saya jadi lebih menghargai orang yang bicara. Menatap wajah mereka. Ternyata, dengan melakukan itu, orang lain pun menghargai kita dengan cara yang sama. Semenjak itu setiap saya dan teman – teman nongkrong, kami punya perjanjian, hape dikumpulin jadi satu, diletakkan terbalik, dan siapa yang lebih dulu ngecek hapenya (kecuali ada telpon) dia yang bayar belanjaan kami semua.

*

Jika sehari tanpa internet sih bagi saya nggak masalah. Beda kasus kalau itu dialami oleh orang/perusahaan yang memang pekerjaannya bergantung pada internet. Atau internetnya mati lebih dari seminggu. Karena saya sendiri dalam seminggu memang harus ngecek email, kali aja ada email dari bos.

Tapi kok dari semua efek sehari tanpa internetnya malah jadi semakin baik?

Yah itu jika internet dimanfaatkan dengan tidak bijak. Internet punya segudang manfaat, tapi jika digunakan dengan tidak benar, ya bakal jelek hasilnya. Beberapa poin yang bisa dilakukan agar internet tetap memberikan hikmah:

1. Jangan kebanyakan main. Internet bisa memberikan solusi dari masalah – masalah kita. Tips dan segudang ilmu bisa kita cari dan dapatkan di internet (atau Google).

2. Kurangi mengabarkan kita sedang dimana (terutama bila keluar rumah), pencuri atau perampok sekarang juga main internet, keuleuuuuus.

3. Gunakan internet untuk menyebarkan info penting seperti kecelakaan atau bencana, agar yang baca juga waspada.

4. Kurangi mempublikasikan hal – hal yang berbau pribadi atau aib rumah tangga. Ujung – ujungnya harga diri sendiri bakal drop sih di mata orang lain.

5. Meskipun bayi kamu lucu, jangan sering pamer fotonya dia di social media, kita nggak tahu betul sama siapa kita temenan di social media. Buat jaga – jaga dari kejadian penculikan bayi aja..

6. Memasang foto – foto seksi juga jangan banyak-banyak, banyak akun jahat/penipuan dengan modus memakai foto cewek cantik.

7. Biasakan juga memakai batasan waktu selama menggunakan internet. Ini juga untuk menghindari kecanduan akut kepada internet. Kita yang mengendalikan internet, bukan internet yang mengendalikan kita.

8. Tetap jaga etika di dunia maya. Jangan berkata kasar/negatif kalau kita tidak mau diberi perlakuan yang sama. Kata kasar/bully juga bisa membuat orang lain depresi dan membuat nyawa orang lain hilang (bunud diri)

9. Social media fungsinya untuk menjalin silaturahmi dan nambah teman, dan dapet jodoh (?), poin nomor 8 juga bertujuan untuk tetap menjaga pertemanan, bukan nambah musuh.

10. Internet juga bisa buat nyari duit. Jualan barang sendiri atau orang lain, dibayar dari tulisan di blog, lowongan kerja (part time & full time), orderan, dll. Semestinya duit kita nggak terbuang sia – sia saat menggunakan internet.

Jadi itulah tips sok tahu saya tentang cara bijak menggunakan internet dan curhatan nggak penting tentang internet dalam hidup saya. Makasih sudah rela membuang waktunya untuk membaca ini semua, sekarang saya mau lanjut goreng martabak dulu.

Bye.

:*

No comments:

Post a Comment