Kamu lahir tahun berapa?
Kalau saya sih sudah cukup tua ya. Awal tahun 90. *bakar KTP*
Sebagai generai 90’an (yang lahir di tahun 1990-an) saya menyaksikan
transisi teknologi dunia ini. Perpindahan budaya manusia yang sangat mencolok.
Dulu kalau kangen pacar, pengen denger suaranya, musti nyari Wartel
(warung telekomunikasi) buat nelpon si dia. Sekarang populasi wartel sudah hampir
punah. Kalau tidak ke wartel, opsi lain adalah pergi ke telpon umum. Lebih
murah daripada wartel. Makanya pada saat itu recehan berguna banget bagi kaum
LDR.
WARTEL. Nelponnya di dalem bilik itu. Disana ada telpon dan argonya. Nanti bayarnya di kasir sebesar angka di argo. (Kali aja ada yang nggak tahu sistem wartel :p ) |
Jaman sekarang, kita bisa nelpon orang sambil melihat wajah orangnya
langsung. Sudah ada skype, dan aplikasi webcam lainnya. Tinggal buka laptop,
konek ke internet, TARAA.. Lewat hape juga bisa dengan fasilitas video call.
Nanti akan ada dialog seperti ini:
Cewek: Sayang, kamu lagi dimana?Cowok: Aku lagi di WC, sayang.. Eeergh..Cewek: BOHONG!!! Kamu pasti lagi sama cewek ya?!Cowok: Enggak sayang. Errrgh.. Sumpah! Aku lagi di Weceeee T..TCewek: PENIPU!!! Aku nggak percaya, buktiin sekarang!Cowok: *video call* *sorot kloset penuh belum disiram*
Kecuali kalau si pacar nggak punya alamat surat, mati sajalah membawa
rindu yang menggunung..
Kotak Pos sampai awal 2000-an masih banyak ditemui dan kondisinya
masih bagus. Namun seiring fungsinya yang sudah terganti (senasib dengan telpon
umum), banyak yang sudah rusak dan nggak bisa terpakai. Surat yang kita kirim pun
nggak seperti layanan pos masa kini yang bisa sehari sampai. Dulu minimal butuh
3 hari agar surat tiba di alamat tujuan tergantung jarak lokasi si penerima
surat. Kalau dihitung – hitung, waktu yang dibutuhkan dari mulai ngirim surat,
sampai nerima balesannya lagi (itu pun kalau yang kita kirimi surat langsung
ngebales) memakan waktu satu minggu. Diluar acara surat tidak sampai pada tujuan.
Cewek: Sudah sepuluh tahun, tapi kok dia belum bales suratku, yah..(petugas Kantor Pos datang ke rumah)Petugas: Permisi mbak.. Ini saya mau ngembaliin suratnya, sudah bertahun – tahun kami cari alamat tujuannya tapi nggak ketemu – ketemu..Cewek: YAAAMPUUUN.. PACARKU KAN DI ZIMBABWE, KENAPA AKU TULIS ALAMATNYA DI GARUUUUT!!!
Kalau dibandingin sekarang, sudah enak banget. Nggak perlu isi acara
salah kirim surat lagi. Gara – gara social media, nggak perlu lagi nunggu surat
sampai seminggu. Mau tau kabar pacar, mention aja di twitter, cek dia lagi
ngelakuin atau mikirin apa lewat statusnya di Facebook, atau liat dia lagi
dimana – makan apa – sama siapa di foto – foto yang dia pajang di instagram.
Bahkan kita bisa tahu dia lagi denger musik apa dari akun Path-nya! Atau yang
lebih simple, ajak chat aja langsung orangnya..
Sama dengan pacar, kepada artis idola pun seperti itu. Dulu kalau
pengen denger lagu – lagu milik band favorit, musti beli kasetnya dulu (hayo
pada tahu kaset nggak?), atau denger dari radio. Mau denger pun nggak bisa
sembarang tempat, soalnya tape player (alat buat mendengarkan musik dari kaset)
ukurannya gede banget! Sampai akhirnya ada yang namanya walkman. Tapi tetep aja
dibandingin sekarang, itu semua ribet banget. Sekarang pemutar lagu kecil –
kecil, bisa dibawa kemana – mana. Dari hape juga bisa denger, praktis banget
dah pokoknya! Dan nggak perlu lagi beli kaset, karena karya artis idola bisa
dibeli dalam bentuk digital di internet (perlu digaris bawahi disini kata
‘membeli’, seniman hidup dari uang yang kita berikan. Kalau kita ngebajak,
berarti kita nggak ngasi nafas ke seniman tersebut, seniman akan malas
menghasilkan karya baru untuk kita).
Ini yang namanya kaset. Pernah liat kagak? Muehehehe |
Nah, yang ini nih alat buat muter kaset biar musiknya bisa didenger. Namanya Tape Player. |
Kalo ini adalah Walkman. Beberapa walkman nggak bisa didenger kalau nggak pake headshet. Ribet, yak. |
Berinteraksi dengan idola pun gampang banget sekarang. Mention dia di
twitter, caper ke dia di semua social media yang dia punya, syukur – syukur dia
ngerespon. Apalagi sekarang banyak artis yang seneng ngajak webcam orang secara
acak lewat omegle dan aplikasi webcam orang secara acak lain. Kalau dulu,
jangankan ngobrol sama artis, tahu kabarnya aja susah!
Semoga penemu internet masuk sorga. Nggak cuma soal komunikasi, saya
juga berterima kasih kepada internet, semenjak internet berada di genggaman, mencari
referensi tugas sekolah, kuliah, dan kerjaan jadi semakin mudah. Waktu saya nggak banyak
terbuang lagi di perpustakaan mencari bahan bacaan yang saya inginkan karena apapun
yang ingin saya tahu bisa saya dapatkan jawabannya di Internet khususnya di
Google. Nggak perlu lagi menunggu majalah atau koran datang keesokan harinya
untuk tahu berita terbaru, sekarang saya bisa tahu apapaun yang terjadi detik
itu dari situs – situs portal berita online. Mau beli apa – apa juga nggak harus
keluar rumah, tinggal buka laptop, konek internet, cari situs jual beli, pesen
deh barang yang diinginkan. Semua dilakukan hanya dari dalam rumah. Berkat
internet.
Lalu bagaimana jika tiba – tiba internet hilang dari muka bumi?
Saya beberapa kali pernah mengalami kehilangan koneksi internet
seharian. Biasanya terjadi ketika tanggal tua. Saya lupa mengisi pulsa modem
Telkomsel FLASH, dan kuota internet simPATI di hape juga habis, mau beli pulsa
nggak ada duit. yang terjadi kepada saya saat tidak terhubung dengan internet
adalah:
Sakaw
Saya bingung mau ngapain. Tangan gatel ngecek hape terus, namun apa
daya, internetnya nggak aktif. Saya bertanya – apa apa yang sedang temen –
temen socmed saya lakuin? Ada berita heboh apa yang sedang in di internet? Perasaan gelisah dan tidak tenang menghantui saya.
Ingin rasanya segera beli kuota internet, tapi nggak ada duit. Mau
ngapa-ngapain pun jadi nggak fokus, kehilangan konsentrasi. Kepikiran belum
update status di facebook, twitter, dan path.
Melakukan hal lain
Saya coba nenangin diri. Menghirup udara dalem – dalem agar bisa
mengendalikan pikiran dari ketergantungan internet (khususnya social media).
Akhirnya saya sadari, masih banyak yang bisa dilakuin saat internet mati, dulu
saja manusia masih bisa hidup tanpa ada internet.
Yang biasanya waktu habis untuk online, kini bisa digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan offline yang selalu tertunda jika internet hidup.
Membaca buku; dalam satu hari itu dua buku masih tersegel habis saya baca,
sudah lama saya beli tapi lupa saya
baca. Tidak sering melihat hape membuat saya merasa mendapat waktu ekstra 2 jam
lebih banyak dalam sehari. Mandi (iya, kalo keasikan online saya jadi lupa
mandi). Oia, saya jadi sempatkan waktu untuk olahraga dan pacaran! :D
Sosialisasi
Disadari atau tidak, social media membuat kita jadi generasi menunduk.
Bukan generasi rendah hati, tapi generasi yang nunduk terus melihat hapenya
lebih dari 2/3 waktunya dalam sehari. Kita jadi kurang bersosialisasi. Kalau
lagi online di komputer, jadi males keluar, nyuekin orang di sebelah. Acuh tak
acuh dengan kejadian yang ada di deket kita karena asik dengan gadget. Tapi
kejadian di belahan bumi lain kita hebih bahas di internet.
Nggak terhubung dengan internet membuat saya meletakkan hape sejenak,
menutup laptop sebentar, lalu pergi keluar kamar. Berjalan keluar rumah.
Ngobrol dengan tetangga, bercanda dengan orang rumah, atau main ke rumah temen
sekalian silaturahmi.
Gara – gara nggak ada internet, saya tidak hanya sekedar menyapa orang
– orang, atau cuma ngobrol, tapi lebih dari itu. Kami bicara lebih dalam,
diskusi soal politik negara ini, tentang pertandingan sepakbola dini hari tadi,
atau keadaan desa dan masyarakat di dalamnya.
Ketika main ke tempat tongkrongan pun saya jadi nggak sibuk ngecek
hape mulu. Saya jadi lebih menghargai orang yang bicara. Menatap wajah mereka.
Ternyata, dengan melakukan itu, orang lain pun menghargai kita dengan cara yang
sama. Semenjak itu setiap saya dan teman – teman nongkrong, kami punya
perjanjian, hape dikumpulin jadi satu, diletakkan terbalik, dan siapa yang
lebih dulu ngecek hapenya (kecuali ada telpon) dia yang bayar belanjaan kami
semua.
*
Jika sehari tanpa internet sih bagi saya nggak masalah. Beda kasus
kalau itu dialami oleh orang/perusahaan yang memang pekerjaannya bergantung
pada internet. Atau internetnya mati lebih dari seminggu. Karena saya sendiri
dalam seminggu memang harus ngecek email, kali aja ada email dari bos.
Tapi kok dari semua efek sehari tanpa internetnya malah jadi semakin baik?
Yah itu jika internet dimanfaatkan dengan tidak bijak. Internet punya
segudang manfaat, tapi jika digunakan dengan tidak benar, ya bakal jelek
hasilnya. Beberapa poin yang bisa dilakukan agar internet tetap memberikan
hikmah:
1. Jangan kebanyakan main. Internet bisa memberikan solusi dari
masalah – masalah kita. Tips dan segudang ilmu bisa kita cari dan dapatkan di
internet (atau Google).
2. Kurangi mengabarkan kita sedang dimana (terutama bila keluar
rumah), pencuri atau perampok sekarang juga main internet, keuleuuuuus.
3. Gunakan internet untuk menyebarkan info penting seperti kecelakaan
atau bencana, agar yang baca juga waspada.
4. Kurangi mempublikasikan hal – hal yang berbau pribadi atau aib
rumah tangga. Ujung – ujungnya harga diri sendiri bakal drop sih di mata orang
lain.
5. Meskipun bayi kamu lucu, jangan sering pamer fotonya dia di social
media, kita nggak tahu betul sama siapa kita temenan di social media. Buat jaga
– jaga dari kejadian penculikan bayi aja..
6. Memasang foto – foto seksi juga jangan banyak-banyak, banyak akun
jahat/penipuan dengan modus memakai foto cewek cantik.
7. Biasakan juga memakai batasan waktu selama menggunakan internet. Ini
juga untuk menghindari kecanduan akut kepada internet. Kita yang mengendalikan
internet, bukan internet yang mengendalikan kita.
8. Tetap jaga etika di dunia maya. Jangan berkata kasar/negatif kalau
kita tidak mau diberi perlakuan yang sama. Kata kasar/bully juga bisa membuat
orang lain depresi dan membuat nyawa orang lain hilang (bunud diri)
9. Social media fungsinya untuk menjalin silaturahmi dan nambah teman,
dan dapet jodoh (?), poin nomor 8 juga bertujuan untuk tetap menjaga
pertemanan, bukan nambah musuh.
10. Internet juga bisa buat nyari duit. Jualan barang sendiri atau
orang lain, dibayar dari tulisan di blog, lowongan kerja (part time & full
time), orderan, dll. Semestinya duit kita nggak terbuang sia – sia saat
menggunakan internet.
Jadi itulah tips sok tahu saya tentang cara bijak menggunakan internet
dan curhatan nggak penting tentang internet dalam hidup saya. Makasih sudah
rela membuang waktunya untuk membaca ini semua, sekarang saya mau lanjut goreng
martabak dulu.
Bye.
:*
No comments:
Post a Comment