Tuesday, April 30, 2013

Teknologi Ramah Lingkungan. Ramah di Lingkungan. Tidak di Kantong.


Saya harus menghabiskan waktu di tempat yang paling beresiko ini. Dalam sehari minimal dua jam saya berada di sini. Bahkan sering lebih dari itu. Di jalan raya.

Keamanan, keselamatan, dan kesehatan saya terancam di jalan. Kriminalitas, kecelakaan, dan yang paling ngeri dari semua itu: polusi. Polusi adalah musuh paling berbahaya. Musuh yang nggak kelihatan. Musuh yang sulit dilawan.

Turun ke jalan sudah seperti prajurit perang masuk ke medan pertempuran. Seorang prajurit yang setiap hari pulang membawa luka.

Polusi adalah arsitek. Sutradara handal pembuat rumah kaca untuk dunia. Rumah kaca yang membuat sinar matahari yang masuk ke lapisan langit tak mampu terpantul kembali keluar Bumi, malah memantul kembali ke Bumi lebih keras seperti bola bekel diantara dua bidang pantul yang sangat dekat. Pantulan sinarnya makin panas dan lebih panas lagi.

Suhu Bumi jadi meningkat. Wajah seseorang yang terlalu lama berada di jalan dan tidak cukup terlindungi akan rentan mengalami kerutan parah dan penuaan di satu bagian wajah saja.

Seperti hati orang yang panas setelah mendapat sindiran pedas dan cemooh kasar, Bumi pun mengalami pemanasan global akibat polusi.  Pemanasan global (global warming) adalah peningkatan suhu rata-rata planet yang kita tinggali ini dari waktu ke waktu. Selama satu abad terakhir diperkirakan suhu rata-rata permukaan Bumi secara global meningkat sebesar 0, 56 – 0,82 derajat Celcius. Para peneliti yang bergabung dalam  Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca yang dirancang oleh si polusi barusan.

sumber:  Okezone

Ada peran serta saya juga dalam eksisnya polusi jahat yang menghantui dunia ini. Mencaci-maki panasnya suhu dunia saat ini, tapi ikut berpartisipasi menyumbang polusi melalui kendaraan dan asap dari rumah saya.

Bukan hanya saya saja, nampaknya banyak orang juga menyadari penyebab polusi ini. Di era modern ini, teknologi dipilih sebagai solusi mengatasi polusi yang menjadi biang kerok dari berbagai masalah dunia. Teknologi ramah lingkungan telah banyak dikeluarkan dan tidak perlu dipertanyakan kembali kemampuannya mengatasi polusi.

Sayangnya segala hal yang lebih ramah lingkungan biasanya lebih sulit diterapkan. Masalah paling menonjol semenonjol punyanya Jupe adalah tentang harga. Seperti kutipan yang pernah saya tahu, “Mau sehat kok mahal?!”.

Misalkan saja makanan organik yang kata para ahli sangat sehat untuk tubuh karena mengandung sedikit racun berbahaya serta polutan jahat. Berdasarkan penelitian oleh mahasiswa Universitas Colby yang membandingkan 21 macam makanan organik dengan non organiknya, rata-rata beda harga makanan organik dan non organik didapatkan hasil bahwa rata-rata makanan organik lebih mahal 68% daripada yang non organik.

Makanya kalau ada yang mengaku bisa bikin teknologi hijau ramah lingkungan, belum benar-benar ramah jika masih sulit dijangkau masyarakat luas.

ra.mah
[a] baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dl pergaulan: memang menyenangkan bergaul dng orang yg -- , banyak tawa dan banyak bicara

(sumber: KBBI)

Saya kembali ke polusi di jalan, ambil saja kasus polusi kendaraan sebagai contoh. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan di tahun 2012 ada sebanyak 1,1 Miliyar kendaraan di jalan-jalan dunia. Menurut Kakorlantas Polri 94.229.299 diantaranya ada di Indonesia. Itu sudah termasuk mobil penumpang, bus, kendaraan, sepeda motor, dan kendaraan khusus.


Bayangkan emisi gas buang yang dihasilkan dari kendaraan sebanyak itu. Emisi gas buang adalah gas-gas berbahaya hasil dari proses pembakaran bahan bakar yang tak sempurna. Pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin menghasilkan tenaga sehingga mesin bisa berjalan.

Kandungan dalam gas buang dan dampaknya adalah sebagai berikut:
  • Karbon Monoksida (CO): mengurangi jumlah oksigen dalam darah sehingga mengganggu cara berpikir, penurunan refleks, dan kematian.
  • Hidrokarbon (HC): iritasi mata, batuk, rasa mengantuk, bercak kulit ,dan perubahan kode genetik.
  • Partikulat (PM10): Masuk dalam sistem pernafasan samapai ke bagian paru-paru terdalam sehingga menimbulkan infeksi saluran pernafasan atas, jantung, bronchitid, asma.
  • Timbal (Pb): Meracuni sistem pembentukan darah merah, sehingga mengakibatkan anemia, tekanan darah tinggi, penurunan kemampuan otak dan kecerdasan.
  • Oksida Belerang (Sox): iritasi saluran nafas, batuk sampai sesak nafas, dan  asma.
  • Oksida Nitrogen (NOx):  gangguan jaringan paru seperti, melemahkan sistem pertahan paru, asma, infeksi saluran nafas.
Dari data Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung karbon di dunia dari transportasi menempati peringkat kedua sebesar 21 % di bawah alih lahan hutan menjadi non hutan yang menjadi juara sebagai sumber polusi. Sedangkan limbah pabrik dan industri secara berturut – turut menyumbang 11 dan 3 persen.

Kenapa tidak mencoba teknologi hijau ramah lingkungan dari yang terdekat dahulu misalnya rumah?

Mengutip kata Tony Stark dalam film Iron Man ke program buatannya yang bernama Jarvis saat mencoba terbang pertama kali menggunakan seragam besinya: “Sometimes you gotta run before you can walk.”

Terkadang kita harus start dari yang paling besar sebelum mencoba yang kecil.

Teknologi hijau ramah lingkungan yang bisa menjadi solusi dari masalah polusi adalah pengurangan emisi gas buang bahkan meniadakannya, menekan penggunaan bahan bakar fosil, serta materi pembuat kendaraan yang lebih efisien sehingga tidak menguras sumber daya yang ada di alam.

Saat ini telah ada teknologi sistem i-EGR yang membuat kendaraan menghasilkan pembakaran sempurna sehingga mengurangi produksi CO2. Mobil juga mampu menembus 30 km hanya dengan 1 liter bensin dengan sistem ini.

Teknologi yang lebih sadis lagi adalah Precious Free Liquid Feed Fuel Cell (PFLFFC). PFLFFC membuat emisi CO2 kendaraan menjadi nol. Dilengkapi bahan bakar pengganti berupa Hidrazin Hidrat maka makin sempurnalah teknologi ini. Hidrazin Hidrat dengan struktur kimia H2NNH2OH2 merupakan bahan bakar cair yang biasa digunakan untuk bahan bakar jet ini tidak menghasilkan CO2.

Pabrikan mobil yang telah mengadopsi semua teknologi ini adalah Daihatsu. Pabrikan mobil asal Cina yang telah berpengalaman memproduksi mobil sejak 105 tahun ini mulai menunjukkan dedikasinya mewujudkan mobil berteknologi ramah lingkungan dari saat merancang Daihatsu Mira e:S. Di dalam Daihatsu Mira e:S terpasang teknologi i-EGR.

Selain semua terobosan tersebut, Daihatsu juga memakai mesin 2-silinder turbocharger di mobil-mobilnya. Mesin 2-silinder turbocharger menggunakan sumber daya yang lebih sedikit serta peran PFLFFC yang menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit dan tidak mengandung logam mulia menjadikan produksi mobil memerlukan bahan baku pembuatan yang lebih sedikit, efisien, dan bersahabat bagi alam.


Emisi gas buang yang sedikit akan menjadi tidak berarti jika mobilnya  terjebak macet di jalan. Ketika macet kendaraan sering berhenti dan jalan kembali berulang kali. Mobil memerlukan lebih banyak energi setiap mulai berjalan dari keadaan diam. Oleh karena itu kedepannya dilengkapilah mobil-mobil Daihatsu dengan ‘Eco-Idle’ untuk penggunaan bahan bakar yang lebih efisien. Serta membuat mesin hidup-mati otomatis dalam keadaan macet atau ketika di lampu lalu lintas.

Dan patut diingat, Daihatsu juga berkomitmen menghasilkan kendaraan ramah lingkungan yang terjangkau. Jadi ramahnya bener-bener ramah.

Kita pantau saja terus gebrakan dari pabrikan-pabrikan mobil ini. Idealnya semua mobil seperti ini, namun lebih baik satu daripada tidak ada sama sekali.



4 comments:

  1. Bener mas brooo tanpa kita sadari waktu kita habis dijalan..
    Sip sip mobil ramah lingkungan memang pentng sekali..
    Selamat beraktifitas silahkan mampir http://farichatuljannah.blogspot.com/2013/05/teknologi-hijau-itu-seger-di-bumi-irit.html#more

    terimakasih :-)

    ReplyDelete
  2. gilee pembahasannya bagus dan ringan juga nih :))

    http://www.kevinanggara.com/2013/04/teknologihijau-ala-daihatsu-indonesia.html?spref=fb

    ReplyDelete
  3. oke2,aku dah baa hehehe :)
    keren ulasannya
    mampir ya ke ardirahman.blogdetik.com

    ReplyDelete
  4. mari kita dukung gerakan teknologi hijau

    http://asikbelajar-tik.blogspot.com/2013/04/teknologi-hijau-sama-dengan-menjaga.html

    ReplyDelete