Thursday, February 28, 2013

Zain Alkim + Bartim = Perfect Match!


Dua kali periode kepemimpinan Bapak Drs. H. Zain Alkim sebagai bupati Barito Timur (Bartim) tidak mengubah keadaan kabupaten yang pada tahun 2012 secara resmi menjadi daerah pemekaran dari kabupaten Barito Selatan ini. Jalan – jalan makin rusak, kantor – kantor pemerintahan masih belum berdiri, fasilitas dan tenaga kesehatan sangat minim, dan kesejahteraan masyarakat Bartim tidak terurus.

***

HAHAHAHA! Tentunya saya bercanda. Semua yang saya sebutkan di atas tidak benar. Malah yang terjadi adalah sebaliknya. Hal yang belum bisa kesampaian semenjak Bapak Drs.H. Zain Alkim menjabat adalah mengajak saya jalan – jalan gratis ke Bartim menikmati kemajuan pembangunan Bartim selama 10 tahun beliau menjabat.

Menjadi pemimpin di kabupaten pemekaran beda sekali dengan menjadi bupati di daerah yang telah lama berdiri. Segala macam fasilitas baik akomodasi, kantor – kantor dinas, fasilitas kesehatan, bahkan akses ke desa – desa masih sangat minim. Cenderung belum ada.

Namun semua berubah sejak bapak Drs. H. Zain Alkim menjabat sebagai bupati pada tahun 2003 di kabupaten yang memiliki 10 kecamatan ini. Kantor – kantor pemerintahan baik kantor bupati dan kantor dinas diubah dari sebelumnya tersusun dari bahan kayu menjadi permanen. Rumah sakit, puskesmas, kantor camat, rumah dinas pejabat, dan tenaga kesehatan/medis mulai disiapkan dan sekarang sudah cukup tersedia dengan keadaan layak.

Jalan ke desa – desa yang jauh dari pusat pemerintahan pun tak luput dari perhatian bapak bupati. Kini akses tiap daerah di kabupaten yang memiliki luas 3.013 km² terletak di sebelah timur sungai Barito, Kalimantan Tengah, menjadi sangat mudah.

Kemajuan dalam hal jalur transportasi ini pula yang mendukung Bartim mencapai ketahanan pangan di awal tahun 2013. Pengiriman bahan dan hasil pertanian khusunya padi dan beras terkoordinasi dan lancar. Dibantu dengan kondisi jalan yang layak  sebagai penghubung satu daerah ke daerah yang lain di Barito Timur. Kepemerintahan Zain Alkim senantiasa menjaga stok, mempertahankan kualitas beras, harga terjangkau, namun tidak juga jatuh sehingga petani terhindar dari kerugian. Inilah resep bapak Zain Alkim mengantar daerahnya mencapai surplus beras tahun ini.

Pembangunan
Bapak Drs.H. Zain Alkim telah berhasil memimpin kabupaten berpenduduk kurang lebih 96.820 jiwa yang terdiri dari  49.845 laki-laki dan 46.975 perempuan dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak 25.697 KK (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Saya berani katakana kepemimpinan beliau berhasil setelah melihat berbagai kemajuan pembangunan di Bartim selama beliau menjabat. Diantaranya adalah pasar semi modern serta TPA/TKA di ibukota kabupaten, Tamiang Layang, kerjasama dengan TNI dan berbagai investor di desa – desa. Sehingga mendorong masyarakat lokal untuk bekerja di lapangan kerja yang dibuka investor dan pada akhirnya mampu mengurangi pengangguran.

Cuma sampai disitu? Belum. Masih banyak lagi pembangunan yang berhasil dilakukan tanpa hambatan yang berarti selama masa kepemimpinan bapak bupati Barito Timur Drs.H. Zain Alkim. Gedung BNI di Ampah, Jembatan Timbang di Telang Baru, Layanan Pengadaan secara elektronik adalah contohnya.

Ini semua belum termasuk bantuan dari pemerintah berupa mobil internet dari Depkominfo dan e-KTP.




Kesehatan
Selain pembangunan, kesehatan dan pendidikan adalah bidang lain yang jadi fokus bapak Zain Alkim. Rumah sakit daerah (RS Daerah) tipe D yang dimiliki sejak tahun 2003 akan naik jadi tipe C di tahun 2013 ini (saat ini fasilitas untuk menjadi RS Daerah tipe C sudah mulai dimiliki seperti ruang dokter spesialis anak, spesialis kandungan,  dan spesialis bedah). Sudah tersedia juga ruangan laboratorium dan apotek. Demi harapan kelak Bartim memiliki RSUD tipe B, pemda membiayai dokter – dokter PNS untuk melanjutkan sekolah spesialis.


Kecamatan Dusun Tengah sebagai kecamatan berpenduduk terbesar se-Barito Timur juga telah dilengkapi UGD dan ruang setaraf ruang kelas III rumah sakit dengan status puskesmas rawat inap. Sebelumnya masyarakat harus menempuh jarak kurang lebih 2-3 jam untuk mendapat layanan kesehatan prima. Berbeda dengan sekarang, semua kecamatan punya puskesmas, mobil puskesmas keliling, layanan dokter utama, dokter gigi, serta tenaga paramedis lengkap.

Setelah ruang poliklinik dokter spesialis resmi digunakandi Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang layang tahun 2012, bapak Zain Alkim yang dikenal masyarakat sebagai sosok yang bersahaja, supel, aspiratif, meenghargai orang lain, dan tidak membeda bedakan orang lain ini telah mampu membuat biaya berobat di RSUD milik pemda Bartim menjadi sangat terjangkau. Untuk berobat ke dokter cukup dengan dua puluh ribu saja (dibandingkan di swasta rata – rata dua ratus ribu), bagi yang menjalani rawat inap di ruang kelas III bebas biaya alias gratis!

Tahun 2013 ini insentif dokter juga akan ditingkatkan menjadi tuga juta perbulan (sesuai janji bapak bupati Bartim dalam pilkada 2008) agar kinerja dokter dan tenaga medis meningkat. Semua ini dilakukan guna mewujudkan pelayanan yang profesional, ramah, cepat, dan memuaskan.


Budaya Lokal
Berkat usaha dan kerja keras bapak Drs. H. Zain Alkim bersama segenap warga masyarakat Barito Timur budaya lokal khususnya tarian khas daerah Barito Timur telah tampil di Bali, Makassar, Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta, bahkan sampai ke luar negeri.

Pada tahun 2011 adalah tahun emas bagi seni budaya Bartito Timur. Barito Timur mampu  menjadi juara 2 tingkat nasional ketika mewakili Kalimantan Tengah pada Festival Pelangi Nusantara XIII di Kutai Kertanegara. Berikut ini rekaman videonya:




Selain budaya lokal Barito Timur, bapak Drs. H. Zain Halkim juga sangat peduli dengan nasib pendatang. Terasa lengkap ketika memiliki kepala pemerintah yang begitu peduli dengan pendatang. Beliau mau berbaur dengan warga pendatang yang mayoritas dari Jawa. Beliau mendukung terbentuknya Perkumpulan Warga Transmigrans Laras Asri Mukti Tama (PAWARTALAMAT) pada bulan April 2007.

Tidak hanya sebatas mendukung terbetuknya PAWARTALAMAT, keinginan warga Jawa untuk memiliki seperangkat gamelan pelog – slendro yang berkualitas beserta wayangnya juga beliau bantu wujudkan. Gamelan tersebut menjadi gamelan terbaik se-Kalimantan Tengah. Gamelan berkualitas tinggi berbahan perunggu. Wayang dan gamelan tersebut menjadi kebanggaan warga Jawa di Barito Timur.

Bahkan pada saat pementasan wayang pertama di HUT ke-6 Bartim beliau pun mengenakan beskap pakaian  kebesaran adat Jawa. Di luar dugaan beliau fasih menjelaskan salah satu tokoh wayang lakon malam itu. Beliau bahkan dapat memberikan deskripsi tentang PUNTADEWA secara benar.

Seluruh penonton serta merta bertepuk tangan mengelu-elukan ‘Bapak’ kesayangan mereka.


Bapak Drs. H. Zain Alkim mengaku kehadiran sang istri tercinta Hj. Mariani serta 3 orang putra-putri Puspita Ariany SE, Amalea Suhada SE, dan Jaya Sentosa S. Hut, memberikan motivasi kepada dirinya untuk memajukan Bartim selangkah dengan kabupaten lain di Kalimantan Tengah.

Dengan langkah yang arif bijaksana, ia diterima rakyat Barito Timur untuk memilih dirinya kembali memimpin Bumi Jari Janang Kalalawar untuk dua periode berturut-turut.

“Saya tidak ingin mengecewakan masyarakat Bartim dan sudah niat saya memajukan Bartim secara maksimal”, papar Zain Malik dalam sebuah perbincangan.

1 comment:

  1. tulisan yang menarik .. good luck yah ^^

    bila berkenan mohon kunjungi ya >> http://jamalullailkingdom.blogspot.com/2013/02/barito-timur-gerbang-awal-menuju.html

    ReplyDelete